Kesalahan Penalaran yang
terjadi dalam aktivitas berpikir karena penyalahgunaan bahasa (verbal) dan atau
relevansi (materi) . Kesesatan (fallacia, fallacy) merupakan bagian dari logika
yang mempelajari beberapa jenis kesesatan penalaran sebagai argumentasi logis.
Kesesatan karena ketidaktepatan bahasa antara lain disebabkan oleh pemilihan
terminologi yang salah sedangkan ketidaktepatan relevansi bisa disebabkan oleh
:
1. pemilihan premis yang tidak tepat (membuat premis dari proposisi yang
salah), atau
2. proses penyimpulan premis yang tidak tepat (premisnya tidak berhubungan
dengan kesimpulan yang akan dicari).
Menurut Sumarsono, seasat piker adalah proses penalaran atau
argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah, menyesatkan, suatu gejala
berpikir yang salah yang disebabkan pemaksaan prinsip – prinsip logika tanpa
memperhatikan relevansinya. Kesesatan penalaran terdapat pada siapa saja bukan
kesesatan dalam fakta – fakta, tetapi dari bentuk penarikan kesimpulan yang
salah karena tidak dari premis – premis yang menjadi acuan,
Ada 2 jenis kesalahan penalaran :
kesalahan penalaran induktif, berupa :
a. kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas
b. kesalahan analogi
c. kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat
Sedangkan, kesalahan penalaran deduktif berupa :
a. kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi
b. kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi
c. kesalahan karena adanya term keempat
d. kesalahan karena adanya 2 premis negatif
Faktor-faktor yang meyebabkan salah nalar dapat terjadi, yaitu :
Generalisasi Terlalu Luas
Disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan
besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Deduksi yang salah
Disebabkan oleh deduksi yang salah merupakan salah nalar yang sangat sering
dilakukan seseorang. Hal ini terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari
suatu silogisme dengan diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi
syarat.
Pemilihan Terbatas Pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan “ini” atau “itu”.
Penyebaban yang salah nilai
Salah nalar jenis ini disebabkan karena kesalahan menilai sesuatu sehingga
mengakibatkan terjadi pergeseran maksud. Orang tidak menyadari bahwa yang
dikatakan itu adalah salah.
Kesalahan formal
a. Kesalahan karena
menggunakn term.
Kesalahan berfikir
karena menggunakan empat term dalam silogisme. Ini terjadi karena term penengah
diartikan ganda, sedang patokan yang seharusnya terdiri dari tiga term, seperti
: semua perbuatan menganggu orang lain diancam dengan hukum.
b. Kesalahan karena
kedua term tidak mencakup
Kesalahan karena tidak
satupun kedua term penengah mencakup, seperti : Orang terlalu banyak belajar
kurus. Dia kurus sekali karena itu tentulah ia rajin belajar.
c. Kesalahan karena
menolak sebab
Kesalahan dalam
silogisme hipotetika karena mengingkari sebab kemudian disimpulkan bahwa akibat
juga terlaksana, seperti : jika permintaan bertambah maka harga akan naik. Sedangkan
jika permintaan tidak bertambah, jadi harga tidak naik.
d. kesalahan karena
tidak kosisten
Kesalahan berfikir
karena tidak runtutnya pertanyaan yang diakui sebelumnya, seperti : Anggaran
dasar organisasi kita sudah sempurna, kita perlu melengkapi beberapa fasal agar
sempurna
Kesalahan informal
a. kesalahan membuat
generalisasi yang terburu – buru
Kesalahan berfikir
tergesa – gesa dalam membuat generalisasi, mengambil kesimpulan umum dari kasus
individual yang terlampau sedikit, sehingga kesimpilan yang ditarik melampaui
batas lingkungannya.
b. Kesalahan karena
memaksakan praduga
Kekeliruan karena
menetapkan kebenaran suatu dugaan
seperti : seorang
pegawai datang kekantor dengan luka goresan dipipinya. Seseorang menyatakan
bahwa istrinya yang telah melukainya, padahal goresan besi pagar yang mengoresi
dipipinya.
c. Kesalahan karena
mengunakan permasalahan
Kesalahan
berfikir karena mengambil konklusi dan premis yang sebenarnya harus dibuktikan
dahulu kebenarannya, seperti : Allah itu mesti ada karena ada bumi, disini
orang yanmg membuktikan bahwa allah itu ada dengan dasar adanya
Sumber:
http://omoramadhan.blogspot.com/